Kamis, 31 Maret 2011

Perlawanan Menghadapi Kolonialisme


A.    Perang Pattimura.
1.      Pendahuluan

Berdasarkan Convention of London (1814), daerah Maluku diserahkan kembali oleh Inggris kepada Belanda. Kedatangan Belanda kembali ke Maluku disambut dengan banyak perlawanan rakyat.
Rakyat Maluku banyak yang merasa trauma dengan penindasan dan penghisapan pada masa VOC antara lain seperti pelayaran Hongi, ektirpasa dan lain-lain, rakyat Maluku takut hal-hal di atas kembali terulang.
Pada tanggal 8 Maret 1817, masuklah 4 kapal perang Belanda ke Teluk Ambon. Empat kapal itu salah satunya mengangkut 2 orang penting Belanda. Mereka adalah Komisaris Van Middlekoop dan Engelhard. Sambutan penduduk Maluku sangat suram dan tidak meriah karena seperti disebutkan di atas, rakyat masih trauma dengan orang-orang Belanda.
Ketika Maluku dikuasai Inggris, seolah-olah rakyat Maluku ada pada masa yang menyenangkan. Inggris melarang semua pelanggaran atas hak mereka, kerja paksa dihapus, Inggris juga membeli hasil bumi Maluku dengan harga yang pantas. Ketika Belanda kembali, rakyat Maluku seperti kecewa dan tidak senang karena mereka punya dendam dengan orang-orang Belanda.
Perasaan trauma itu sepertinya akan terulang pada saat Residen gubernur Maluku menginstruksikan diberlakukan kembali kerja paksa (rodi) yang telah dihapuskan oleh
pemerintah Inggris sebelumnya dan kewajiban kepada nelayan Maluku untuk menyediakan perahu (orambai) untuk keperluan administrasi dan militer Belanda. Selain itu yang paling berat adalah kerja paksa untuk keperluan penebangan kayu.
Sikap Belanda yang sewenang-wenang ini menimbulkan jiwa kritis rakyat Maluku timbul, rakyat Maluku mulai membandingkan pemerintahan Inggris dengan Belanda. Orang-orang Kristen yang dulunya kebanyakan bekerja untuk pemerintahan Inggris kini
bergabung dengan golongan Muslim Maluku untuk merencanakan perlawanan terhadap Belanda.
2.      Sebab Terjadinya Perang Pattimura.
a.       Waktu Pendudukan Inggris 1811-1816 telah diadakan beberapa perubahan yang menyangkut nasib Rakyat,yaitu:
Ø  Penyerahan Paksa dihapuskan.
Ø  Kebutuhan sandang Rakyat dipenuhi dengan mendatangkan kain dari
Ø  Cina.
Ø  Dibentuk kelompok Pasukan yang terdiri dari Orang-orang Ambon dengan latihan Militer dan perlengkapan serta jaminan cukup dari Inggris.
b.      Ketika Belanda kembali, sesuai Konvensi London 1814, tekana-tekanan terhadap Rakyat muncul lagi.
c.       Harus bekerja tanpa bayaran.
d.      Penyerahan barang-barang tanpa penggantian kewajaran atau pembayaran ditunda.
e.       Uang kertas yang dipakai Belanda sebagai pengganti Uang Logam untuk membeli Cengkeh dan Pala dari Rakyat tidak berlaku di Toko-toko.
f.       Tersebarnya berita bahwa Orang-orang Maluku akan dipaksa menjadi serdadu dan akan dikirim ke Batavia.
1)      dikenai Hukuman Gantung (Desember 1817).



a.       Penyerangan Periode II.
2)       Pada tanggal 25 juni 1817, Belanda melakukan serangan balasan terhadap Hatawano dibawah pimpinan dp.J. Graat. Tetapi serangan tersebut gagal.
3)      Pada tanggal 21 Juli 1817, Tentara Belanda mendarat di Hatawano dengan melakukan aksi pembakaran Rumah-rumah Penduduk.
4)      Pada tanggal 24 Juli 1817, Kapitan Ulupaha menyerang Benteng Amsterdam. Panglima yang berjasa dalam penyerangan ini adalah Paticula dari Wakal. Meskipun serangan ini gagal, tetapi dianggap berhasil karena berhasi melumpuhkan Residen Burggraaf dengan tusukan-tusukan Pedang dan Tombak. Serangan ini dilakukan Dua kali.
5)      Pada tanggal 3 agustus, Pulau saparua dapat direbut Belanda.
6)      Berikutnya sebagian Maluku melakukan Taktik Pecah Belah, kemudian terus memperkuat pasukan dengan mendapatkan bantuan dari Ambon.
7)      Pada tanggal 13 November 1817, Thomas Matulessi, Antoni Rhebok dan Thomas Pattiwael tertangkap, Mereka dipenjarakan di Ambon dan
3.      Jalannya Perang Pattimura.
b.         Penyerangan Periode I.
1)      Pada tanggal 16 Mei 1817, Benteng Durstede direbut Rakyat Maluku Van den Burg dan Istrinya mati tertembak kecuali Putranya yang berumur 5 tahun.
2)      Pada tanggal 20 Mei 1817,Belanda berusaha merebut kembali Benteng Durstede dibawah Pimpinan Mayor Beetjes tetapi upaya tersebut gagal.
3)      Pada tanggal 30 Mei 1817, Pattimura beserta pasukannya kembali menyerang Benteng Zeelandia untuk yang pertama kalinya, serangan ini terjadi selama tiga kali.
A.    Perang Diponegoro.
1.      Pendahuluan
            Pada tahun 1816, kekuasaan Inggris di Hindia Belanda beralih lagi ke tangan Belanda. Peristiwa ini sesungguhnya tidak berpengaruh langsung pada Pangeran Diponegoro, tetapi pengaruh kekuasaab Belanda yang semakin besar dalam tata Pemerintahan Yogyakarta membuatnya jadi sangat prihatin.
Sementara itu, gejala baru yang timbul sebagai akibat hubungan dengan kekuasaan asing itu, ialah makin meluasnya peredaran minuman keras baik di kalangan Bangsawan maupun Rakyat umum. Gejala ini oleh golongan Agama dalam Istana dianggap membahayakan kehidupan Agama Islam. Golongan Bangsawan yang taat menjalankan syariat agama, diantaranya termasuk pangeran Diponegoro, menyaksikan keadaan tersebut dengan penuh kekhawatiran. Raja Sultan Agung dibanggakannya sebagai Raja yang baik, karena taat menjalankan Ibadah. Sultan Hamengkubuwono IV yang memerintah waktu itu dipandang tak mempunyai sifat-sifat seperti sultan Agung.Anggapan seperti ini merupakan latarbelakang timbulnya golongan kontra di dalam Istana.
a.       Sekuler.
b.      1828, Belanda mulai melaksanakan taktik Benteng Stelsel.
c.       Maret 1830, Diponegoro ditangkap dalam perundingan di Rumah Gedung Keresidenan di Magelang.

*      Pangeran Ngabei Joyokusumo.
*      Sentot Ali Basyah Prawirodirdjo.
*      Kiyai Maja.
d.      Pada tanggal 29 Juli 1825, Van der Capellen mengirim Let. Jen. Hendrik Marcus de Kock ke Surakarta. Di Surakarta, ternyata Sunan Pakubuwono tidak memihak Diponegoro,dari Pakubuwono lah Belanda mendapatkan informasi tentang keadaan Yogyakarta.
e.       Setelah Tegalreja ditinggalkan, markas besar Diponegoro dipindahkan ke Selarong (11 Km dari Yogyakarta), dari sinilah Yogya diserang.
f.       Tahun 1826 terjadi pertempuran Nglengkong, puncak kemenangan Diponegoro. Dan Diponegoro dinobatkan menjadi sultan dengan gelar Sultan Abdulhamid Herucakra Amirullah Mukminin Saidin Pranatagama Khalifatullah Tanah Jawa.
g.      Waktu akan terjadi pertempuran Gawak, terjadi perselisihan antara Diponegoro dengan Kiyai Maja dan menyebabkan hubungannya menjadi retak. Karena Kiyai Maja ingin menjadikan Mataram sebagai Negara
2.      Sebab-sebab terjadinya Perang Diponegoro.
a.       Sebab Umum.
Ø  Dari segi Sosial: adanya pengaruh Belanda yang terlalu mendalam pada Orang-orang khususnya di kalangan Istana.
Ø  Ekonomi: penyewaan Tanah oleh Orang-orang Eropa yang menyebabkan Rakyat terikat. Besarnya pajak yang ditetapkan Belanda, dan larangan penyewaan Tanah yang dikeluarkan oleh Van der Capellen.
Ø  Politik: kerajaan Mataram pecah menjadi Empat bagian, yaitu Surakarta, Yogyakarta, Mangkunegara dan Paku Alam.
b.      Sebab Khusus.
Ø  Belanda ingin memperluas jalan yang melewati Tegalreja, yang merupakan milik Leluhur Pangeran Diponegoro.